Rabu, 24 September 2014

Sirup Jagung Aman untuk Dikonsumsi?

Hampir dalam setiap produk makanan, gula tambahan sering digunakan sebagai pemanis untuk produk makanan yang bersangkutan. High Fructose Corn Syrup (HFCS) atau sirup jagung fruktosa tinggi adalah salah satu contoh gula tambahan yang sering terdapat pada label nutrisi kemasan makanan.
Di Amerika high fructose corn syrup sudah digunakan sejak akhir tahun 70’ an dan 80’ an. Produk ini digunakan secara luas dalam kemasan makanan seperti minuman bersoda, sereal, biskuit dan berbagai makanan olahan lainnya.
High fructose corn syrup merupakan campuran dari fruktosa dan glukosa cair dengan kapasitas penggunaan yang lebih stabil dan lebih murah daripada gula tebu, sehingga banyak produsen makanan yang menggunakan high fructose corn syrup sebagai gula tambahan dalam produk mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Amerika Serikat menganggap bahwa sirup jagung fruktosa tinggi merupakan penyebab dari permasalahan kesehatan yang mengganggu di AS seperti kasus obesitas pada anak-anak dan dewasa, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lain.
Penelitian yang dilakukan University of California dan Oxford University menunjukkan bahwa penggunaan gula jagung (HFCS) sebagai bahan pemanis makanan olahan dan softdrink berpengaruh para kenaikan jumlah kasus penyakit diabetes tipe 2 seperti yang dimuat dalam dimuat Jurnal Global Public Health.
Setelah dilakukan penelitian di 42 negara, para peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan kasus diabetes rata-rata 20% lebih tinggi pada negara yang menggunakan HFCS sebagai pemanis, dibandingkan negara-negara yang tidak menggunakan HFCS.
Michael I. Goran, MD , salah satu peneliti dari Institut Penelitian Diabetes dan Obesitas di Amerika menyatakan, “HFCS merupakan salah satu jenis gula yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dalam skala global. Hasil dari penelitian ini menambah referensi ilmiah yang mengindikasikan konsumsi HFCS dapat berakibat buruk bagi kesehatan, dan lebih berbahaya daripada gula alami.”
Kandungan fruktosa tinggi yang terkandung dalam HFCS membuat tubuh rentan sekali terhadap penimbunan lemak. Ini terjadi karena perbedaan tubuh dalam mencerna fruktosa dan glukosa, sehingga dapat meningkatkan risiko obesitas.
Goran memprediksi jika pada 2030 nanti jumlah orang di dunia mengonsumsi HFSC tidak mengalami penurunan, maka diperkirakan sebanyak 8% penduduk dunia akan berisiko meninggal akibat penyakit diabetes tipe 2.
Oleh karena itu, agar terhindar dari obesitas dan penyakit diabetes, sebaiknya kurangi segala bentuk penggunaan pemanis buatan secara berlebihan yang ada dalam minuman ataupun makanan ringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar